Kamis, 03 April 2008

pengamatan visual jembatan

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain yang berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa. Jika jembatan itu berada di atas jalan lalu lintas biasa maka biasanya dinamakan viaduct.

Jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan sipil lainnya, jembatan mempunyai kekhususan, yaitu :

1. Pada umumnya jembatan tidak terlindung atau berhubungan langsung dengan lingkungan.

2. Penggunaan jangka panjang, biasanya dirancang limapuluh tahun, namun karena pemeliharaan yang baik mampu mencapai seratus tahun.

3. Intensitas dan beban kendaraan yang cenderung selalu naik dan jenis kendaraan yang lewat semakin bervariasi.

Pada umumnya jembatan direncanakan dapat berfungsi selama masa layan tertentu. Dalam masa layannya jembatan memerlukan pemeliharaan, karena semakin tua jembatan, strukturnya akan mengalami degradasi, baik disebabkan karena durabilitas material komponen jembatan, kondisi lingkungan sekitar jembatan, maupun akibat bencana alam yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan layan jembatan tersebut baik dari segi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Selain itu juga untuk antisipasi terjadinya perkembangan atau perubahan jenis dan muatan angkutan, yang meningkat baik volume maupun berat muatan yang bisa lebih besar dari beban rencana.

Dalam rangka pemeliharaan jembatan perlu dilakukan pemeriksaan jembatan secara rutin dan periodik. Di negara maju, biasanya dana yang dialokasikan untuk pemeriksaan dan pemeliharaan jembatan existing dan rehabilitasi lebih besar dibandingkan dana yang digunakan untuk membangun jembatan baru. Sedangkan di negara berkembang, dana masih lebih banyak digunakan untuk membangun jembatan-jembatan baru.

Secara umum tujuan pemeriksaan adalah untuk menjamin keberlangsungan fungsi jembatan dengan biaya pemeliharaan yang optimal. Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui kerusakan-kerusakan yang terjadi sehingga dapat dilakukan penanganan dini sebelum kerusakan semakin parah dan biaya penanganannya lebih besar atau bahkan bisa sampai membangun jembatan baru.Akibat yang didapat karena tidak terpeliharanya jembatan, seringkali berpengaruh terhadap kecelakaan lalu lintas yang dapat membahayakan jiwa manusia. Seperti masalah expansion joint yang dibiarkan rusak yang mengakibatkan kendaraan melambat atau bahkan melakukan pengereman mendadak sehingga kendaraan dibelakangnya yang tidak siap menabrak. Korosi yang terjadi pada joint-joint rangka baja atau pada perletakan yang dibiarkan akan membahayakan pengguna jembatan.

Di Indonesia terdapat ratusan ribu jembatan dan melihat kondisi beberapa jembatan yang penyusun amati, terutama di Sleman, nampak kurang adanya pemeliharaan rutin yang dilakukan. Dan mungkin begitu juga dengan ratusan ribu jembatan yang tersebar di seluruh Indonesia.Sampah dan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sekitar atau pada bangunan jembatan menunjukkan jembatan tersebut kurang dari pemeliharaan. Kesadaran masyarakat sekitar untuk ikut memelihara jembatan masih kurang. Rasa memiliki fasilitas yang disediakan negara masih belum tertanam dengan baik dalam masyarakat.

Jembatan Kali Sempor yang terletak di atas Sungai Sempor, Turi, Sleman ini juga seharusnya tak lepas dari pemeliharaan dan evaluasi. Namun melihat kondisinya sekarang nampaknya jembatan ini jauh dari pemeliharaan yang semestinya dilakukan.

Kondisi Jembatan

1. Kondisi Rangka BajaHampir seluruh komponen rangka baja telah berkarat. Kemungkinan besar ini disebabkan oleh korosi atmosfir. Kemungkinan penyebab korosi :

1. tidak adanya perawatan atau pemeliharaan pada jembatan, misalnya pengecatan pada rangka baja, membuat jembatan lebih cepat terkena korosi atmosfir.

2. Pembuangan sampah sembarangan di sekitar abutmen jembatan membuat udara sekitar jembatan menjadi bersifat asam.

3. Air hujan atau embun yang tidak cepat mengering, terutama pada bagian-bagian baja yang tersembunyi (pada sambungan baja) membuat baja lebih cepat terserang karat.

Kerusakan lainnya, pada salah satu batang vertikal ada yang bengkok. Penulis tidak tahu penyebabnya, yang jelas ini disebabkan oleh benturan. Dengan adanya batang bertikal yang bengkok ini jelas telah mengurangi kekuatan dari batang tersebut. Yang sebenarnya kekuatannya juga telah berkurang dengan adanya korosi yang terjadi. Karena dengan terkorosinya rangka baja, luas penampang efektif baja berkurang, sehingga tegangannya bertambah besar. Dan jika telah melampui tegangan ijinnya rangka baja akan runtuh.

2. Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan

Permukaan perkerasan tidak rata dan terjadi retak kulit buaya pada beberapa penampang serta terdapat lubang pada dek dan oprit jembatan. Lubang yang terjadi pada perkerasan di dek jembatan kemungkinan diawali oleh keretakan yang terjadi. Yang menyebabkan air masuk ke lapisan aspal sehingga menyebabkan ikatannya berkurang dan terjadi pengelupasan aspal yang makin lama diikuti oleh lepasnya agregat pondasi atas. Lubang perkerasan pada oprit jembatan, kemungkinan disebabkan adanya penurunan timbunan. Dan bila tidak segera diperbaiki maka air yang masuk dalam timbunan akan membuat penurunan timbunan lebih cepat, dan hal ini tentu akan membahayakan abutmen jembatan.

3. Drainasi Jembatan

Tidak ada drainasi pada jembatan, air turun melalui lubang yang ada pada perkerasan maupun pada sambungan baja. Air yang tidak dapat mengalir ke bawah terjebak di permukaan perkerasan yang tidak rata, sebagian menguap dan sebagian lagi meresap dalam perkerasan. Dan tentu saja air yang meresap ke dalam lapis perkerasan ini menyebabkan kerusakan pada perkerasan jalan jembatan.

4. Kondisi Dek Jembatan

Dek jembatan yang terbuat dari kayu nampak mulai mengalami pelapukan akibat dari air yang meresap melalui perkerasan yang berlubang maupun rembesan dari permukaan perkerasan. Pelapukan jelas akan mengurangi kekuatan kayu dalam menahan beban.

5. Kondisi Gelagar

Kondisi gelagar memanjang maupun melintang juga sudah berkarat pada hampir semua luas penampangnya. Kemungkinan penyebab korosi sama dengan rangka atas jembatan, demikian juga dengan jenis korosi yang terjadi.

6. Kondisi Perletakan (Bearing)

Kondisi perletakan tidak dapat penyusun amati dengan baik karena sangat sulit untuk bisa melihat maupun mengambil gambar tanpa bantuan perlengkapan yang memadai dan juga karena tertutupi oleh tumbuhan liar. Secara kasar kondisi yang dapat diamati adalah bahwa sekitar perletakan telah tertutupi tumbuhan dan sampah. Korosi juga telah menyerang komponen jembatan ini.

7. Kondisi Abutmen

Kondisi abutmen benar-benar menunjukkan tanpa adanya perawatan dan pemeliharaan pada jembatan sejauh ini. Sampah dan tumbuhan tidak dibersihkan dari sekitar abutmen. Jadi kalau ada kerusakan, misalnya retak, tidak dapat diamati secara langsung.

Analisis Kerusakan

Kerusakan yang terjadi dan kemungkinan penyebabnya :

  1. Kerusakan yang terjadi adalah korosi pada hampir seluruh penampang rangka baja, batang vertikal ada yang bengkok, pada perkerasan terjadi retak dan lubang.
  2. Kemungkinan penyebab kerusakan karena korosi : a) tidak adanya perawatan atau pemeliharaan pada jembatan, misalnya pengecatan pada rangka baja, membuat jembatan lebih cepat terkena korosi atmosfir. b) Pembuangan sampah sembarangan di sekitar abutmen jembatan membuat udara sekitar jembatan menjadi bersifat asam. c) Air hujan atau embun yang tidak cepat mengering, terutama pada bagian-bagian baja yang tersembunyi (pada sambungan baja) membuat baja lebih cepat terserang karat.

3. Kemungkinan penyebab kerusakan retak pada perkerasan : a) Lapis pondasi atau lapis aus terlalu getas. b) Bahan lapis pondasi dalam keadaan jenuh air. c) Modulus dari material lapis pondasi rendah. d) Kelelahan dari permukaan.

4. Kemungkinan penyebab lubang pada perkerasan : a) Lubang yang terjadi pada perkerasan di dek jembatan kemungkinan diawali oleh keretakan yang terjadi. Yang menyebabkan air masuk ke lapisan aspal sehingga menyebabkan ikatannya berkurang dan terjadi pengelupasan aspal yang makin lama diikuti oleh lepasnya agregat pondasi atas. b) Lubang perkerasan pada oprit jembatan, kemungkinan disebabkan adanya penurunan timbunan. Dan bila tidak segera diperbaiki maka air yang masuk dalam timbunan akan membuat penurunan timbunan lebih cepat.

Tidak ada komentar: